Rabu, 20 April 2011

Rektor Yang Sinergis Dan Mencintai Mahasiswa

Terpilihnya Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono sebagai Rektor ITS 2011-2015 adalah satu fase dari perubahan ITs kedepannya. Baik atau tidaknya perubahan akan sangat ditentukan dengan sejauh mana perencanaan yang dilakukan dan kolaborasi potensi seperti apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.  Keluarga Mahasiswa ITS adalah satu identitas kemahasiswaan yang berada dalam satu payung ITS. Dimana Keluarga Mahasiswa ITS adalah bagian dari keluarga besar ITS itu sendiri, dan Keluarga Mahasiswa ITS  menjadi bagian yang sangat penting pula dalam membangun ITS menjadi Institusi yang lebih baik. Dalam konteks yang lebih detail adalah bagian kemahasiswaan itu sendiri.
Berbicara tentang hubungan kedepannya, hubungan yang diharapkan antara institusi dengan kemahasiswaan bersifat interdependensi  yakni adanya hubungan kemitraan yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Sehingga tidak ada lagi istilah pihak rektorat dan pihak mahasiswa  dalam istilah komunikasi yang dijalankan antara institusi dengan mahasiswa. Semua harus berkolaborasi dan memainkan nada nada harmonis agar semua tujuan bisa bergerak dengan baik. Harapan besar dengan adanya masukan ini akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat bagi kemahasiswaan ITS kedepan, dan ITS kedepan yang lebih baik yang harmonis dan progresif.
Hubungan yang harmonis akan menumbuhkan satu kolaborasi potensi yang menunjang pembangunan dan pengembangan ITS. Karena kita keluarga, bisa jadi ini menjadi satu jargon yang bisa kita implementasikan bersama bahwa rektorat adalah ayah dan ibu bagi para mahasiswa yang merupakan anak bagi mereka. Ini satu pandangan yang ingin kita bangun bersama sehingga koordinasi yang bersifat kekeluargaan bisa dilakukan dan ini akan menjadi satu bentuk komunikasi yang sangat diharapkan oleh mahasiswa, yakni dengan cara kekeluargaan. Secara kultural memang ini menjadi kebutuhan mahasiswa.
Secara struktural mahasiswa mengharapkan adanya sosok “bapak” yang mampu mengayomi mahasiswa dengan baik, konteks mengayomi disini adalah bagaimana sosok “bapak” ini mampu membimbing, mengarahkan, menginspirasi dan memberikan panduan akan bagaimana kemahasiswaan yang diinginkan bersama.
Visi besar tentang ITS pun diharapkan mampu disampaikan oleh Rektor terpilih kepada mahasiswa dengan baik, karena bagaimanapun mahasiswa harus terlibat dalam pembangunan ITS, mahasiswa berperan sebagai subjek maupun objek dalam pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, sangat besar harapan nantinya ada pertemuan seperti rektor menyapa  untuk menginternalisasi visi beliau tentang ITS  yang di dalamnya juga tentang kemahasiswaan ITS.
Rektor diharapkan mampu memahami mahasiswa dengan segala karakter mahasiswa yang merekat di dalam diri mahasiswa itu sendiri. Rektor juga diharapkan bisa bersinergi dalam konteks melibatkan mahasiswa dalam program maupun kebijakan yang terkait dengan mahasiswa maupun pembangunan institusi itu sendiri. Selain itu besar harapan juga tidak ada mental blocking antara rektor dengan mahasiswa. Sehingga ia benar benar bisa menjadi sosok ayah bagi para mahasiswa yang melindungi, mengayomi dan membimbing mahasiswa dengan sepenuh cinta.
Tantangan ITS kedepan sangat besar, transformasi ITS BHMN ke ITS BHP, kebutuhan pemenuhan dana ITS yang semakin besar, tantangan world class university, hingga harapan besar ITS untuk bisa menjawab permasalahan bangsa. Sehingga kolaborasi antara institusi dengan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.
Selamat berjuang Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, semoga perjuangan bapak untuk menjadikan ITS yang lebih baik dapat terwujud dalam kurun periodisasi bapak hingga 2015.  Bersinarlah ITS dengan Romantika Nusantara untuk Merangkai Senyum Indonesia.

Vivat ITS
Hidup ITS, Hidup ITS, Hidup ITS
MERDEKA !

Salim
1508 100 703
Menteri Dalam Negeri BEM FMIPA ITS 2010-2011

Sabtu, 09 April 2011

Pantai Pertama di Dunia Khusus Untuk Wanita Muslim

 Untuk pertama kalinya kaum Muslim di Italia akan memiliki hari libur yang secara khusus didesain untuk menandai akhir bulan suci Ramadhan. Riccione, kota yang terletak di tepi pantai Adriatic, akan menjadi kota Italia pertama yang menjadi tuan rumah bagi Muslim Italia dan asing yang ingin merayakan minggu terakhir festival Islami ini.
Stefano Giuliodori, manajer Hotel Dory, mengatakan pada Adnkronos International (AKI) bahwa hotelnya telah menjadi sangat populer di kalangan Muslim dan ingin berbuat lebih untuk memenuhi kebutuhan mereka.
“Semakin banyak keluarga Arab dan Muslim yang telah memilih kota kami dari tahun ke tahun,” ujar Giuliodori. “Mereka menyukai tempat perbelanjaannya, pantai-pantai yang khusus dipesan untuk mereka, hiburan, keramahan, dan taman-tamannya.”
“Hotel Dory adalah salah satu hotel keluarga pertama di kota ini yang menawarkan layanan istimewa didedikasikan untuk anak-anak dan untuk alasan ini kami telah memutuskan untuk menawarkan promosi khusus bagi keluarga-keluarga Arab agar para orangtua dapat menikmati liburan mereka dengan tetap menghormati Ramadhan.”
Untuk menggabungkan ketentuan dalam ajaran Islam dengan masa liburan, Giuliodori telah membuat sebuah tawaran istimewa yang cocok untuk kebutuhan kaum Muslim.
“Kami menawarkan layanan khusus: kamar dengan perlengkapan dapur yang memungkinkan keluarga untuk makan dengan tenang, kanal televisi Arab, layanan antar jemput ke Masjid Rimini terdekat, susu dan kurma di minibar setiap hari.”
Paket liburan Ramadhan yang diaplikasikan mulai tanggal 12 hingga 19 September ini telah mendapat persetujuan dari Masjid Rimini yang juga telah mempersiapkan diri menyambut kedatangan para keluarga tersebut.
“Ini adalah inisiatif yang sangat positif,” ujar juru bicara komunitas Muslim Rimini, Yahya Cavuoti. “Saya yakin ini akan membantu meningkatkan persepsi bahwa kaum Muslim adalah sebuah kehadiran yang normal di Italia karena untuk pertama kalinya mereka dapat memiliki sebuah hari libur yang sesuai Syariah.”
“Hingga kini, tampaknya kaum Muslim tidak memiliki apa pun yang mereka butuhkan untuk pergi berlibur. Kami sangat menghargai apa yang ditunjukkan oleh hotel ini yaitu sensitivitas budaya dan penghormatan terhadap ajaran Islam.”
Ini bukan pertama kalinya Riccione mempertimbangkan sebuah inisiatif untuk memenuhi kebutuhan pasar Muslim.
Dewan kota Riccione, yang terletak 150 kilometer sebelah timur Florence, mempertimbangkan untuk menyediakan pantai-pantai khusus untuk wanita hanya untuk memuaskan permintaan dari wisatawan Arab dan Muslim yang semakin meningkat. Namun sejak didiskusikan pada tahun 2006, telah ada sejumlah permintaan untuk mewujudkan inisiatif itu.
Sementara itu, Associated Press melaporkan bahwa hotel-hotel di Riccione telah siap untuk melaksanakan keputusan kota menciptakan area pantai khusus wanita untuk para wanita Muslim, dengan setidaknya satu pemilik hotel mengatakan pada hari Jumat bahwa sejumlah rencana telah dijalankan untuk membuka area tertutup yang pertama bulan depan.
Attilio Ceni, pemilik Grand Hotel des Bains, mengatakan ia berencana membuka area tertutup pertama mulai bulan September di pantai sepanjang 1000 meter persegi. Ia juga merencanakan sebuah kampanye iklan di televisi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Pendukung ide tersebut mengatakan bahwa pantai yang terpisah akan memungkinkan para wanita Muslim untuk menikmati sinar matahari secara privat.

Salim
1508 100 703
Menteri Dalam Negeri BEM FMIPA ITS 2010-2011